Senin, 22 Juli 2013

Enzim papain


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LANDASAN TEORI
Kelapa, jenis tumbuhan dari keluarga Arecaceae. Ia adalah satu-satunya spesies dalam genus Cocos, dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Kelapa juga adalah sebutan untuk buah dari pohon ini yang berkulit keras dan berdaging warna putih. Di kudus buah kelapa hampir banyak di jumpai di setiap kecamatan. Banyak masyarakat kota kudus menanam pohon ini di kebun-kebun mereka atau di halaman rumah.
Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Dari batang, buah sampe ke daun semuanya dapat di manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Tetapi banyak masyarakat kurang mengetahui manfaat kelapa di bidang kesehatan. Di bidang kesehatan pohon kelapa bermanfaat yaitu buahnya. Kelapa sering di gunakan penduduk kota kudus untuk mengobati jika keracunan. Selain itu, Pemanfaatan buah kelapa sebagai sumber bahan baku pembutan minyak kelapa murni merupakan temuan baru hasil olahan dari buah kelapa.
Sebagai katalisator, enzim didefenisikan sebagai suatu zat yang dapat mempercepat reaksi kimia tanpa ikut bereaksi dalam hasil reaksi. Pada umumnya, penggunaan enzim telah meluas pada industri pengolahan pangan, termasuk pengolahan minyak kelapa adalah enzim yang menghidrolisis makro molekul karbohidrat dan preotein (proteolitik). Salah satu dari enzim yang tergolong proteolitik ini adalah enzim papain, yang dapat diperoleh dari getah pepaya, dan fermipan. Papain yang sering digunakan sebagai katalisator juga mampu mengempukkan daging. Selain mengempukkan daging, enzim papain bisa juga digunakan dalam proses pembuatan minyak murni yang berasal dari santan kelapa.

1.2  TUJUAN PRATIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengaruh enzim papain dan fernipan terhadap santan kelapa dalam menghasilkan minyak.
2.      Untuk mengetahui volume dan mutu dari minyak yang dihasilkan.













BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 ALAT DAN BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.       Santan Kelapa 800 ml
b.      Fermipan 25,2 gr
c.       Getah pepaya 498 tetes (25,2 ml)
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.       Tujuh botol fanta berukuran 295 ml
b.      Plastik
c.       Karet pengikat
d.      Gelas piala
e.       Neraca analitik
f.       Pipet tetes
g.      Sentrifuge
h.      Botol inkubasi

2.2  PROSEDUR KERJA
a.       Penyediaan krim santan kelapa
Tiga setengah kilogram kelapa parut segar tanpa dicampur dengan air diperas sehingga diperoleh santan kental.
b.      Penyediaan getah pepaya
Buah pepaya mudah ditoreh dengan alat tahan karat yang terlebih dahulu disterilkan, kemudian getah yang keluar ditambung sesuai dengan yang dibutuhkan.

c.       Penyediaan botol
Botol yang dibutuhkan adalah 13 botol. Botol tersebut terlebih dahulu disterilkan dengan cara direbus pada suhu 1000 C untuk menghindari objek berjamur. Kemudian botol ditiriskan lalu dikeringkan.
d.      Penambahan fermipan pada santan
Kedalam empat botol yang telah disterilkan dituangkan masing-masing 240 ml santan. Kemudian ditimbang fermipan dengan menggunakan neraca analitik sebanyak 1,2 gr, 2,4 gr, 3,6 gr, 4,8 gr, 6 gr, dan 7,2 gr. Setelah fermipan ditimbang sesuai dengan yang dibutuhkan, fermipan tersebut dituangkan kedalam masing-masing botol sesuai dengan yang dibutuhkan. Masing-masing botol ditutup dengan menggunakan plastik dan diikat menggunakan karet gelang. Setelah prosedur tersebut dilakukan, larutan tersebut digoncang – goncang guna mencampur fermipan dengan santan. Setelah digoncangkan, diberi label nama pada masing-masing botol. Perlakuan A1 untuk fermipan 1,2 gr, Perlakuan B1 untuk fermipan 2,4 gr, Perlakuan C1 untuk Fermipan 3,6 gr dan Perlakuan A2 untuk fermipan 4,8 gr, Perlakuan B2 untuk fermipan 6,0 gr, Perlakuan C2 untuk Fermipan 7,2 gr. Untuk botol D dijadikan sebagai kontrol yang hanya diisi 240 ml santan. Kemudian kedelapan botol tersebut diletakkan pada suhu ruang. Diamati perubahan yang ada selama 48 jam, 72 jam, dan 96 jam, dan 186 jam.
e.       Penambahan getah pepaya pada santan
Enam botol fanta botol E1, botol F1, botol G1, botol E2, botol F2, botol G2 berukuran 295 ml masing – masing diisi 240 ml santan. Kedalam 240 ml santan pada tiap-tiap botol tersebut ditambahkan getah pepaya. Untuk botol E1 24 tetes (1,2 ml), botol F1 48 tetes (2,4 ml), botol G1 72 tetes (3,6 ml), botol E2 96 tetes (4,8 ml), botol F2 120 tetes (6 ml), botol G2 144 tetes (7,2 ml), dan untuk botol H tidak diberi getah pepaya tetapi hanya diisi santan 240 ml sebagai kontrol. Kemudian, masing-masing botol ditutup dengan menggunakan plastik dan diikat dengan karet gelang. Tiap-tiap botol tersebut diguncangkan untuk mencampur getah pepaya dengan santan tersebut. Setelah santan dan getah pepaya di campur, diberikan label nama. Botol – botol tersebut diletakkan dalam inkubator pada suhu kamar. Diamati perubahan yang terjadi selama 48 jam, 72 jam, dan 96 jam, dan 186 jam.
f.       Setelah prosedur 4 dan 5 dikerjakan, bersihkan semua peralatan yang digunakan selama melakukan percobaan.
g.      Dilakukan pengamatan pada botol yang telah diberi fermipan dan getah pepaya. Pada tiap-tiap botol diamati tinggi minyak, glendo  dan air selama 48 jam, 72 jam, 96 jam dan 186 jam.







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1  HASIL PENGAMATAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dengan suhu dan konsentrasi tertentu untuk fermipan ditunjukkan oleh tabel 1 dan untuk getah pepaya tabel 2.
Tabel 1. Data Pengamatan Campuran Fermipan dan Santan Kelapa
a.       Kelompok I
No.
Waktu
Perlakuan
Tinggi
Minyak
Glendo
Air
1.
48 jam
I
A
-
7 cm
5 cm
B
-
7,1 cm
5 cm
C
-
6 cm
5 cm
II
A
-
6,8 cm
5 cm
B
-
6,9 cm
5 cm
C
-
7 cm
5 cm
2.
72 jam
I
A
-
7 cm
4,8 cm
B
-
7 cm
4,8 cm
C
-
6,7 cm
4,7 cm
II
A
-
6 cm
4,6 cm
B
-
7 cm
4,7 cm
C
-
6,5 cm
4,5 cm
3.
96 jam
I
A
-
7 cm
4 cm
B
-
7 cm
4 cm
C
-
6 cm
4 cm
II
A
-
5 cm
4 cm
B
-
7 cm
4 cm
C
-
6 cm
4 cm
4.
168 jam
I
A
-
6 cm
3 cm
B
-
6 cm
3 cm
C
-
6 cm
4 cm
II
A
-
5  cm
3 cm
B
-
6 cm
3 cm
C
-
6 cm
3 cm

b.      Kelompok II
No.
Waktu
Perlakuan
Tinggi
Minyak
Glendo
Air
1.
48 jam
I
A
-
10,5 cm
5 cm
B
-
10 cm
6 cm
C
-
10,5 cm
5 cm
II
A
-
10 cm
5 cm
B
-
10,4 cm
6 cm
C
-
10,2 cm
5 cm
2.
96 jam
I
A
-
8,5 cm
4 cm
B
-
8 cm
3 cm
C
-
8,5 cm
3,2 cm
II
A
-
8,5 cm
4 cm
B
-
7,9 cm
3 cm
C
-
8 cm
3 cm

Tabel 2. Data Pengamatan Campuran Getah Pepaya dengan Santan Kelapa
a.       Kelompok III
No.
Waktu
Perlakuan
Tinggi
Minyak
Glendo
Air
1.
48 jam
I
A
1,3 cm
1,6 cm
5 cm
B
1,1 cm
2,1 cm
5 cm
C
1 cm
2 cm
8 cm
II
A
1 cm
1,7 cm
7 cm
B
1,2 cm
2 cm
7 cm
C
1,2 cm
2 cm
8 cm
2.
168 jam
I
A
3 cm
2 cm
6,5 cm
B
3 cm
1,7 cm
6 cm
C
3 cm
1,7 cm
6,7 cm
II
A
3,5 cm
2 cm
5,6 cm
B
3,2 cm
2 cm
5,7 cm
C
3,2 cm
1,8 cm
5,5 cm



b.      Kelompok IV
No.
Waktu
Perlakuan
Tinggi
Minyak
Glendo
Air
1.
48 jam
I
A
1,3 cm
1,6 cm
5 cm
B
1,1 cm
2,1 cm
4,5 cm
C
1 cm
2 cm
4,8 cm
II
A
1 cm
1,7 cm
3,7 cm
B
1,2 cm
2 cm
4,7 cm
C
1,2 cm
2 cm
3,5 cm
2.
168 jam
I
A
3 cm
2 cm
5,5 cm
B
3 cm
1,7 cm
6 cm
C
3 cm
1,7 cm
5,7 cm
II
A
3,5 cm
2 cm
5,6 cm
B
3,2 cm
2 cm
4,7 cm
C
3,2 cm
5,8 cm
5,5 cm
        Data untuk control         
No.
Waktu
Perlakuan
Tinggi
Minyak
Glendo
Air
1.
4,8 jam
I
belum kelihatan
1,2 cm
9,5 cm
2.
72 jam
I
2 cm
1,2 cm
9, cm
3.
98 jam
I
2 cm
1,2 cm
9 cm
4.
168 jam
I
2 cm
1,2 cm
9 cm
                
3.2  PEMBAHASAN
a.       Table uji organuleptik
No.
Perlakuan
Volume Minyak
Nama
Uji organuleptik
Warna
Rasa
Aroma
S
TS
S
TS
S
TS
1.
96 ml
12 ml
Rhyna



120 ml
12 ml
Ayu



148 ml
15 ml
Efrida





Tuti





Pahrizal





Mulyasar



2.
96 ml
15 ml
Elsi



120 ml
17 ml
Nabila



148 ml
24 ml
Hepni





Ardiansyah





       Aziz





Ikbal




                        Hasil yang diperoleh tidak semuanya seperti standart hal ini dipengaruhi oleh lamanya penyimpanan akibatnya tingkat kestabilan menurun.
Volume minyak yang dihasilkan :


a.       Botol perlakuan 1A
Volume minyak = 12 ml
Vm = 12 X 100%
            240 ml
Vm = 5 %
b.      Botol perlakuan 1B
Volume minyak = 12 ml
Vm = 12 X 100%
            240 ml
Vm = 5 %
c.       Botol perlakuan 2A
Volume minyak = 15 ml
Vm = 15 X 100%
            240 ml
Vm = 6,25 %



d.      Botol perlakuan 2B
Volume minyak = 15 ml
Vm = 15 X 100%
            240 ml
Vm = 6,25 %
e.       Botol perlakuan 3A
Volume minyak = 17 ml
Vm = 17 X 100%
            240 ml
Vm = 7,08 %
f.       Botol Perlakuan 3B
Volume minyak = 12 ml
Vm = 24 X 100%
            240 ml
Vm = 10 %



BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa:
Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut dalam hasil reaksi. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar daripada substratnya, tapi sebagian kecil namun ada sebagian kecil asan amino yang langsung terlibat dalam katalis.
Dalam pratikum ini, hasil reaksi pada santan kelapa yang ditambah dengan enzim papain pada getah papaya menghasilkan minyak dibagian atas, glendo dibagian tengah, dan air berada dibawah yang disertai dengan perubahan warna dan rasa. Selain itu juga minyak murni yang dihasilkan berwarna bening. Minyak yang dihasilkan oleh getah pepaya lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan fermipan. Karena warna pada minyak pepaya lebih bening, dan dapat lebih jelas dibedakan glendo, air, dan minyak.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ditunggu komentnya