Senin, 22 Juli 2013

lipida


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  PRINSIP TEORI
Lipid atau lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu golongan senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu merupakan golongan trigliserida. Rumus umumnya adalah:
CH2-O-CO-R1
CH2-O-CO-R2
CH2-O-CO-R3
Dimana CH2 – O – CO adalah gugus gliserol dan R1, R2, dan R3 adalah gugus asam lemak. Asam lemak yang terikat biasanya dalam bentuk dan strutur yang berbeda-beda. Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus pospor disebut phospilipid. Beberapa golongan lipid:
a. Gliserida dan asam lemak, termasuk didalamnya minyak dan lemak,
b. Phospolipid,
c. Spingolipid,
d. Glikolipid, dan
e. Terpenoid, termasuk didalamnya getah steroid.
Salah satu jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah salah satu bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup. Asam lemak dapat ditemukan dalam bentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun dalam bentuk gliserida.

Asam lemak memiliki rantai panjang atom C, yang biasanya jumlahnya berkisar antara 14 – 24 atom karbon. Semakin panjang rantai atom C, lipid akan semakin mudah membeku dan semakin sukar larut dalam air. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara atom C penyusunnya. Sedangkan asam lemak tidak jenuh memiliki paling sedikit 1 ikatan ganda diantara atom C penyusunnya.
Asam lemak jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Hal ini dikarenakan asam lemak jenuh tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain sedangkan asam lemak tidak jenuh lebih mudah bereaksi karena ikatan gandanya dapat terlepas dan mengikat senyawa lain. Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi.
Keberadaan ikatan ganda pada lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk yaitu cis dan trans. Akibat polarisasai atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Sedangkan asam lemak trans tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya relatif lurus karena letak H-nya berseberangan.
Lipid adalah senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi ia larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter. Strukturnya menunjukkan ia memiliki kepala polar dan ekor yang hidrofobik..
Dalam lingkungan atau keadaan berair, kepala lipid berada dipermukaan yang polar sedangkan ekornya yang hdrofobik meminimalkan kontak dengan air. Ekor nonpolar lipid terbentuk oleh lipid bilayer (dua lapisan) dan misel. Misel adalah suatu monolayer (satu lapisan) yang membentuk lingkaran. Misel dan bilayer lipid memisahkan diri dari lingkungan polar, ini disebut dengan efek hidrofobik. Lipid bilayer adalah lipid yang menjadi dasar pembentukan membran sel dan organel-organelnya.


Fungsi lipid bagi tubuh adalah:
1. Sebagai penyusun atau rangka membran sel dan organelnya.
2. Dapat diubah menjadi sakarida untuk dioksidai sebagai sumber energi. Dari lipid, ATP  yang dihasilkan jumlahnya dua kali lipat ATP yang dihasilkan oleh Glikogen.
3. Sebagai simpanan energi dalam jaringan lemak yang sewaktu-waktu dapat diadsorbsi untuk dioksidasi.
4. Menyekat sitoplasma agar sintesa zat dan metabolisme lebih efektif. Dengan adanya lapisan lemak/lipid ini maka reaksi kimia dan metabolisme terbatas pada lingkungan yang dibatasi itu saja. Sehingga penggunaan enzim dan substrat menjadi lebih irit dan tempo reaksi menjadi lebih cepat.
5. Sebagai bahan pembentuk prostaglendin (kelenjar prostat).
6. Melancarkan adsorbsi Vitamin yang larut dalam lemak. Misalnya vitamin A, D, E, dan K. Karena vitamin-vitamin tersebut hanya dapat dicerna, diadsorbsi, dan diedarkan dengan bantuan lemak.
Lemak dan asam lemak jika dibiarkan atau didiamkan pada suhu kamar terlalu lama, akan menurunkan nilai gizinya karena ia mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu tersebut. Asam lemak juga dapat menjadi tengik akibat dihidrolisis atau dioksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, keton, serta sedikit epoksi dan alkohol.

1.2  TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari praktikum Daya Kelarutan Lipida adalah untuk melihat daya kelarutan lipida dan asma-asam lemak dalam berbagai pelarut.


BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1 ALAT DAN BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.       Minyak goring
b.      Margarine
c.       Olive oil
d.      Aseton
e.       Kloroform
f.       KOH
g.      Alcohol
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
a.       Tabung reaksi
b.      Kertas saring
c.       Pipet tetes
d.      Erlenmeyer
e.       Sudip/pengaduk

2.2  PROSEDUR KERJA
    1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pratikum.
    2. Dimasukkan  minyak goreng kedalam tabung 1 – 5, masing-masing tabung  sebanyak 5 ml.
    3. Ditambahkan larutan Alcohol sebanyak 5 ml kedalam tabung 1 yang berisi minyak goreng sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
    4. Ditambahkan larutan KOH sebanyak 5 ml kedalam tabung 2 yang berisi minyak goreng sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
    5. Ditambahkan larutan Kloroform sebanyak 5 ml kedalam tabung 3 yang berisi minyak goreng sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
    6. Ditambahkan larutan Aseton sebanyak 5 ml kedalam tabung 4 yang berisi minyak goreng sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
    7. Diamati perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya dalam bentuk table.
    8. Masing-masing larutan digoncang-goncangkan agar menyatu kemudian ambil sampel larutan sebanyak satu tetes dengan menggunakan pipet tetes.
    9. Diteteskan larutan tersebut kedalam kertas saring, tunggu beberapa menit dan amati ada atau tidak noda yang terlihat dalam kertas saring tersebut.












BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    HASIL
Data hasil pengamatan
No.
Sampel
Minyak dan lemak
Larutan campuran
Sampel dalam Larutan
Sampel dalam kertas saring
Terpisah
Menyatu
Larut
Tidak Larut
1.
Minyak Goreng
Aseton






Kloroform






KOH






Alkohol






2.
Olive Oil
Aseton






Kloroform






KOH






Alkohol






3.
Margarine
Aseton






Kloroform






KOH






Alkohol








B.     PEMBAHASAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB IV

KESIMPULAN

 





























DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ditunggu komentnya