BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 PRINSIP
TEORI
Lipid atau
lipida yang biasa dikenal dengan minyak atau lemak adalah salah satu golongan
senyawa hidrokarbon alifatik non polar dan hidrofob. Kata lipid sering
disamakan dengan lemak, tetapi sebenarnya lemak adalah bagian dari lipid yaitu
merupakan golongan trigliserida. Rumus umumnya adalah:
CH2-O-CO-R1
CH2-O-CO-R2
CH2-O-CO-R3
Dimana CH2 – O – CO adalah gugus gliserol dan
R1, R2, dan R3 adalah gugus asam lemak. Asam lemak yang terikat biasanya dalam
bentuk dan strutur yang berbeda-beda. Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan
jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan
kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang mengikat gugus
pospor disebut phospilipid. Beberapa golongan lipid:
a. Gliserida dan asam lemak, termasuk didalamnya minyak
dan lemak,
b. Phospolipid,
c. Spingolipid,
d. Glikolipid, dan
e. Terpenoid, termasuk didalamnya getah steroid.
Salah satu
jenis lipid adalah lemak yang terdiri dari asam-asam lemak. Asam lemak adalah
salah satu bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup. Asam lemak dapat
ditemukan dalam bentuk bebas (karena lemak yang terhidrolisis) maupun dalam
bentuk gliserida.
Asam lemak
memiliki rantai panjang atom C, yang biasanya jumlahnya berkisar antara 14 – 24
atom karbon. Semakin panjang rantai atom C, lipid akan semakin mudah membeku
dan semakin sukar larut dalam air. Asam lemak dibedakan menjadi asam lemak
jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal diantara
atom C penyusunnya. Sedangkan asam lemak tidak jenuh memiliki paling sedikit 1
ikatan ganda diantara atom C penyusunnya.
Asam lemak
jenuh lebih stabil dibandingkan asam lemak tidak jenuh. Hal ini dikarenakan
asam lemak jenuh tidak mudah bereaksi dengan senyawa lain sedangkan asam lemak
tidak jenuh lebih mudah bereaksi karena ikatan gandanya dapat terlepas dan
mengikat senyawa lain. Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya.
Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi.
Keberadaan
ikatan ganda pada lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk yaitu cis
dan trans. Akibat polarisasai atom H, asam lemak cis memiliki
rantai yang melengkung. Sedangkan asam lemak trans tidak mengalami efek
polarisasi yang kuat dan rantainya relatif lurus karena letak H-nya
berseberangan.
Lipid adalah
senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi
ia larut dalam pelarut organik nonpolar seperti eter. Strukturnya menunjukkan
ia memiliki kepala polar dan ekor yang hidrofobik..
Dalam
lingkungan atau keadaan berair, kepala lipid berada dipermukaan yang polar
sedangkan ekornya yang hdrofobik meminimalkan kontak dengan air. Ekor nonpolar
lipid terbentuk oleh lipid bilayer (dua lapisan) dan misel. Misel adalah suatu
monolayer (satu lapisan) yang membentuk lingkaran. Misel dan bilayer lipid
memisahkan diri dari lingkungan polar, ini disebut dengan efek hidrofobik. Lipid bilayer
adalah lipid yang menjadi dasar pembentukan membran sel dan organel-organelnya.
Fungsi lipid
bagi tubuh adalah:
1. Sebagai
penyusun atau rangka membran sel dan organelnya.
2. Dapat diubah menjadi sakarida untuk dioksidai sebagai
sumber energi. Dari lipid, ATP yang dihasilkan jumlahnya dua kali
lipat ATP yang dihasilkan oleh Glikogen.
3. Sebagai
simpanan energi dalam jaringan lemak yang sewaktu-waktu dapat diadsorbsi untuk
dioksidasi.
4. Menyekat
sitoplasma agar sintesa zat dan metabolisme lebih efektif. Dengan adanya
lapisan lemak/lipid ini maka reaksi kimia dan metabolisme terbatas pada
lingkungan yang dibatasi itu saja. Sehingga penggunaan enzim dan substrat
menjadi lebih irit dan tempo reaksi menjadi lebih cepat.
5. Sebagai
bahan pembentuk prostaglendin (kelenjar prostat).
6. Melancarkan
adsorbsi Vitamin yang larut dalam lemak. Misalnya vitamin A, D, E, dan K.
Karena vitamin-vitamin tersebut hanya dapat dicerna, diadsorbsi, dan diedarkan
dengan bantuan lemak.
Lemak dan asam
lemak jika dibiarkan atau didiamkan pada suhu kamar terlalu lama, akan
menurunkan nilai gizinya karena ia mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada
suhu tersebut. Asam lemak juga dapat menjadi tengik akibat dihidrolisis atau
dioksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, keton, serta sedikit epoksi dan
alkohol.
1.2 TUJUAN
PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum Daya Kelarutan Lipida
adalah untuk melihat daya kelarutan lipida dan asma-asam lemak dalam berbagai
pelarut.
BAB
II
METODOLOGI
PRAKTIKUM
2.1
ALAT DAN BAHAN
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
a. Minyak
goring
b. Margarine
c. Olive
oil
d. Aseton
e. Kloroform
f. KOH
g. Alcohol
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
a. Tabung
reaksi
b. Kertas
saring
c. Pipet
tetes
d. Erlenmeyer
e. Sudip/pengaduk
2.2 PROSEDUR KERJA
- Disiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan dalam pratikum.
- Dimasukkan minyak goreng kedalam tabung 1 – 5,
masing-masing tabung sebanyak 5
ml.
- Ditambahkan
larutan Alcohol sebanyak 5 ml kedalam tabung 1 yang berisi minyak goreng
sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar
larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
- Ditambahkan
larutan KOH sebanyak 5 ml kedalam tabung 2 yang berisi minyak goreng
sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar
larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
- Ditambahkan
larutan Kloroform sebanyak 5 ml kedalam tabung 3 yang berisi minyak
goreng sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan
agar larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
- Ditambahkan
larutan Aseton sebanyak 5 ml kedalam tabung 4 yang berisi minyak goreng
sebanyak 5 ml, setelah dicampurkan kemudian digoncang-goncangkan agar
larutan tersebut tercampur, kemudian diamkan beberapa saat.
- Diamati
perubahan yang terjadi dan dicatat hasilnya dalam bentuk table.
- Masing-masing
larutan digoncang-goncangkan agar menyatu kemudian ambil sampel larutan
sebanyak satu tetes dengan menggunakan pipet tetes.
- Diteteskan
larutan tersebut kedalam kertas saring, tunggu beberapa menit dan amati
ada atau tidak noda yang terlihat dalam kertas saring tersebut.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
Data
hasil pengamatan
No.
|
Sampel
Minyak dan lemak
|
Larutan campuran
|
Sampel dalam Larutan
|
Sampel dalam kertas saring
|
||
Terpisah
|
Menyatu
|
Larut
|
Tidak Larut
|
|||
1.
|
Minyak Goreng
|
Aseton
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|||
Kloroform
|
|
√
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
KOH
|
√
|
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
Alkohol
|
√
|
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
2.
|
Olive Oil
|
Aseton
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|||
Kloroform
|
|
√
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
KOH
|
|
√
|
√
|
|
||
|
|
|
|
|||
Alkohol
|
√
|
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
3.
|
Margarine
|
Aseton
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
|
|||
Kloroform
|
|
√
|
|
√
|
||
|
|
|
|
|||
KOH
|
√
|
|
√
|
|
||
|
|
|
|
|||
Alkohol
|
√
|
|
√
|
|
||
|
|
|
|
B. PEMBAHASAN
BAB
IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
ditunggu komentnya